Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 02:20:46【Sehat】624 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(8)
Artikel Terkait
- Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
- Serial Zomvivor Thailand tayang di Netflix, tambah wakil Asia Tenggara
- Sudinsos Jaktim bantu penyintas kebakaran di Kebon Pala
- Dokter nyangakan definisi label "sehat" pada kemasan ngak jelas
- Puluhan siswa SMP di Tulungagung Jatim keracunan MBG
- Wamentan: Program MBG tingkatkan gizi anak dan gerakkan ekonomi desa
- Album Asia: Laos sambut Festival That Luang
- Pemkab Lebak percepat penurunan stunting siapkan generasi emas
- Tujuh Kegunaan Ngak Terduga Plastik Wrap dalam Kehidupan Sehari
- Kemarin, alasan penerbitan PP 38/2025 hingga anggota DPR nonaktif
Resep Populer
Rekomendasi

Bruno Fernandes bertekad perbaiki tendangan penalti

Puluhan calon relawan SPPG di OKU jalani tes kesehatan

Formula Prabowo dari APEC Gyeongju untuk dunia

Pameran tunggal Nyoman Bratayasa, hadirkan patung berusia dua abad

PBB Siap tingkatkan bantuan bagi warga Gaza usai gencatan senjata

Polres Cianjur duga kebakaran berasal dari truk tangki BBM

Pengunjuk rasa di London kecam pelanggaran gencatan Gaza oleh Israel

Persib bungkam Bali United 1